Senin, 28 Februari 2011

SUARA DAN NAFAS


Jiwa yang hilang, aku tidak mendengar suara merdunya.
Sepi yang bawa bayangan pergi, tunggu aku, dia berlari.


Kapan lagi bernyanyi kawan? Aku sendiri.

Kawan, tempat ini asing, aku tahu dan aku penat dan aku rasa yang kamu rasa.


Kapan kita berjumpa kawan? Aku tunggu.
Kawan, lautan ini tidak asin oleh garam kehidupan lagi, sepenuhnya adalah rasa bersalah dan kecewa dan itu hanyut bersama airmata ini kawan.


Kapan senyum itu hadir? Aku datang.
Kawan, luka belum sembuh dan aku terjatuh lagi. Aku tidak berusaha untuk menahan kawan, karena lelah menyapaku dan aku mengikuti jalannya.


Kapan kita menciptakan lukisan lagi? Aku terduduk.
Kawan, senyum ini mudah untuk pudar lebih mudah dari warna-warni di kanvas. Aku gelap kawan, sinari aku dengan harapanmu.


Kapan lagi suara-suara perih akan hilang? Aku tertunduk.
Kawan, aku berteriak sekencang-kencangnya, akankah angin melagukannya kepadamu, alunan malam yang sepi dan dingin.


Kapan lagi ada nafas kehidupan?



BANGUN !



SEKARANG ! Dia datang bawa jiwa kosong pergi dan aku menunggu lagi kawan untuk satu tubuh yang hangat datang dan bawa kekasih ini pergi. Aku masih bermain dengan imajinasiku disaat kamu sibuk merajut janji dengan nafas hidup yang baru.  


PS : cuman pengen bilang kangen sama lo brah, cepet pulang. Gue pengen curhat. miss you mikha.