Minggu, 16 Januari 2011

Peluk untuk sahabat.


Aku disini sahabat.

Aku dan dunia sedang berjuang untukmu. Airmata ini hampir habis sahabat, bukan untuk bahagiamu tapi untuk deritamu sekarang.  Untuk dinginmu, untuk tangismu, untuk doamu, untuk perihmu yang sekarang hanya kamu sendiri yang sedang menanggungnya dibalik dinginnya jeruji itu, sahabat. Ini bukan nasibmu, sahabat. Nasib itu kita yang menentukkan, jangan menyalahkan Tuhan atas apa yang telah terjadi di hidupmu, karna sesungguhnya kamu sendiri yang memilih jalanmu. Bukan Tuhan, bukan orangtuamu, bukan siapa-siapa, tapi kamu sahabat. Perihmu itu perihku juga, tapi sekarang aku tak mampu merasakan dinginnya malam dibalik tembok itu, aku tidak bisa merasakan luka itu, sahabat. Berulang kali aku ingatkan, sahabat. Jauhkan dirimu yang sangat berarti ini dari surga itu. Surgamu itu telah menggerogotimu hingga ke tulang belulangmu, yang tersisa hanyalah nama, yang tersisa kini hanyalah malu, yang tersisa kini hanyalah rasa bersalah, yang tersisa kini hanyalah dirimu yang tak lagi sama.

Kunyalakan sebatang lilin untukmu, sahabat.

Buat sahabatku yang sedang berjuang dan kuyakin dia adalah pejuang. Jangan berhenti bermimpi, sahabat. Karna hanya mimpi yang bisa membawamu ke masa depan lebih baik, jauh lebih baik daripada ini, jauh lebih baik daripada yang orangtuamu harapkan, jauh lebih indah daripada yang kamu sekarang sedang impikan, sahabat. Api di lilin ini melambangkan  semangatmu yang sedang berkobar untuk bebas lepas dari balik tembok itu dan api ini untuk menghangatkan jiwamu yang kosong.

Ada doa untukmu, sahabat.
Seperti ini bunyinya :  “  Tuhan, peluklah sahabatku karna dia sedang sendiri. Tuhan, bernyanyilah untuk sahabatku karna dia sedang sepi. Tuhan, senyumlah untuk sahabatku karna senyum-Mu adalah pengharapannya. Tuhan, sapalah dia setiap hari agar dia tahu bahwa dia adalah penting bagiku, berharga bagi keluarganya, berarti bagi sahabat-sahabatnya.  



                                                                           Salam  sayang,
                                                                                     Momol.

Ps :  cepet pulang yah sahabatku, kakakku. Nggak sabar pengen gossip lagi, nggak sabar pengen ketemu lagi, nggak sabar pengen joget bareng, nggak sabar pengen ngakak lagi, nggak sabar pengen bbm-an. Gue selalu jadi adek lo, no matter what.

1 komentar:

  1. Aku suka posting yang ini.. merinding dan menitikan airmata *maybe lebay* tapi buat aku sahabat adalah segalanya setelah orangtua dan keluarga

    BalasHapus